Artikel ini akan membahas teori dasar, prinsip jaringan komputer yang mendukung, skema jaringan, serta langkah implementasi setup OpenWrt dengan switch managed dan router tambahan.
Disini saya menggunakan :1. Openwrt x86 mini pc t610 dengan fw https://github.com/rtaserver/RTA-WRT/releases/download/immortalwrt_23.05.4-20241121/immortalwrt-23.05.4-x86-64-generic-squashfs-rootfs.img.gz2. Swicthub managed tp link TL-SG105E3. Menggunakan router tp lik EC-230-G1
4. b310
1. Openwrt x86 mini pc t610 dengan fw https://github.com/rtaserver/RTA-WRT/releases/download/immortalwrt_23.05.4-20241121/immortalwrt-23.05.4-x86-64-generic-squashfs-rootfs.img.gz2. Swicthub managed tp link TL-SG105E3. Menggunakan router tp lik EC-230-G1
1. Fungsi Router dalam Jaringan
Menurut konsep jaringan komputer, router berfungsi sebagai perangkat yang melakukan routing (pengiriman paket data) dari satu jaringan ke jaringan lain. Router juga biasanya menjadi gateway default untuk perangkat klien. Pada OpenWrt, router memiliki fungsi tambahan:
-
Menyediakan layanan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) untuk memberikan alamat IP otomatis ke perangkat.
-
Menjadi DNS forwarder agar klien bisa mengakses domain.
-
Menyediakan firewall untuk melindungi jaringan lokal dari akses tidak sah.
2. LAN (Local Area Network) dan Keterbatasan Fisik
Pada umumnya, router memiliki beberapa port LAN untuk menghubungkan perangkat secara langsung. Namun, jika router hanya memiliki 1 port LAN, maka keterbatasan ini dapat diatasi dengan penggunaan switch sebagai perangkat distribusi jaringan.
Switch bekerja di lapisan data link (Layer 2 OSI) dan bertugas menghubungkan perangkat dalam satu segmen jaringan. Semua perangkat yang terhubung melalui switch berada dalam satu domain broadcast yang sama (selama tidak ada VLAN).
3. Switch Managed dan VLAN
Switch biasa (unmanaged) hanya berfungsi sebagai distributor trafik data tanpa bisa melakukan konfigurasi lebih lanjut. Sementara itu, switch managed memungkinkan:
-
VLAN (Virtual Local Area Network): Memisahkan jaringan logis dalam satu infrastruktur fisik.
-
Trunking: Mengirimkan banyak VLAN sekaligus melalui satu port.
-
QoS (Quality of Service): Mengatur prioritas trafik.
-
Port Security: Membatasi perangkat yang boleh terhubung.
Dengan fitur ini, walaupun OpenWrt hanya memiliki 1 port LAN, kita tetap bisa mengelola banyak jaringan berbeda melalui VLAN trunk.
4. DHCP dan Pembagian IP
DHCP adalah protokol yang memberikan alamat IP otomatis ke perangkat dalam jaringan. Dalam setup ini, DHCP tetap dijalankan oleh OpenWrt, sedangkan switch hanya menjadi perantara. Router tambahan yang dijadikan Access Point (AP) harus mematikan DHCP-nya agar tidak terjadi konflik IP.
5. Router Tambahan sebagai Access Point
Router tambahan yang difungsikan sebagai AP tidak lagi berperan sebagai router penuh. Secara teori, ia hanya bertugas di lapisan fisik (Layer 1) dan lapisan data link (Layer 2) untuk meneruskan trafik, serta sebagai Access Point WLAN bagi perangkat nirkabel. Prinsipnya sama seperti bridge yang memperluas domain broadcast jaringan kabel ke jaringan WiFi.
Skema Jaringan
Skema Dasar (Satu Jaringan)
Internet (ISP/Modem) vlan 10
│
[WAN - OpenWrt] vlan 10 dhcp client
[LAN - OpenWrt] vlan 20 ip static
│
▼
[Switch Managed]
├── PC / Laptop
├── Server / NAS
└── Router Tambahan (AP WiFi)
Pada skema ini:
-
Semua perangkat mendapat IP dari OpenWrt.
-
Semua perangkat berada pada jaringan yang sama.
-
Switch hanya berperan sebagai distributor.
Skema Lanjutan (Multi VLAN)
Internet (ISP/Modem) 192.168.8.1
│
[WAN - OpenWrt] 192.168.8.1 (eth0.10)
[LAN - OpenWrt] --(Trunk VLAN)-- [Switch Managed]
192.168.1.1 ├── VLAN 10 (LAN Utama)
192.168.5.1 (eth0.20) ├── VLAN 20 (Guest WiFi)
└── VLAN 30 (CCTV)
Pada skema ini:
-
Satu port LAN dari OpenWrt dikonfigurasi sebagai trunk VLAN.
-
Switch memisahkan perangkat berdasarkan VLAN.
-
OpenWrt mengatur routing, firewall, dan DHCP antar VLAN.
Implementasi Setup
1. OpenWrt (Router Utama)
-
LAN (1 port) → switch managed. disini saya pakai port 2 di swicthub managed
-
DHCP server aktif di OpenWrt.
-
Jika menggunakan VLAN, buat interface tambahan seperti eth0.10(dhcp client)
eth0.20(ip static 192.16.5.1 dhcp client active).
-
Atur firewall agar antar VLAN bisa diatur aksesnya.
2. Switch Managed
-
Saya buat vlan 10 dengan port 1 untagged dan port 2 sebagai tagged.
- Saya buat vlan 20 dengan port 3,4,5 untagged dan port 2 sebagai tagged.
- Setting juga vlan padding nya seperti di gambar :
3. Router Tambahan (Access Point)
-
Nonaktifkan DHCP server.
-
Atur IP statis (misalnya 192.168.5.20).
-
Sambungkan ke switch melalui port LAN.
-
Aktifkan WiFi sesuai kebutuhan.
Kesimpulan
Walaupun router OpenWrt hanya memiliki 1 port LAN dan tidak ada WLAN, jaringan tetap bisa berjalan optimal dengan bantuan switch managed dan router tambahan sebagai AP. Untuk kebutuhan sederhana, cukup gunakan satu jaringan. Namun, untuk kebutuhan yang lebih kompleks, VLAN pada switch managed dapat dimanfaatkan agar satu port LAN dari OpenWrt bisa menangani banyak jaringan logis sekaligus.
Dengan teori jaringan dasar seperti fungsi router, switch, VLAN, dan DHCP, kita memahami bahwa keterbatasan fisik (1 port LAN) tidak menjadi kendala besar. OpenWrt tetap menjadi pusat kontrol jaringan yang fleksibel dan kuat, sementara switch dan AP membantu memperluas jangkauan serta melakukan segmentasi jaringan sesuai kebutuhan.